Tak Sesulit Yang Anda Bayangkan

Di sebuah ladang terdapat sebongkah batu yang amat besar. Dan seorang petani tua selama bertahun-tahun membajak tanah yang ada di sekeliling batu besar itu. Sudah cukup banyak mata bajak yang pecah gara-gara membajak di sekitar batu itu. Padi-padi yang ditanam di sekitar batu itu pun tumbuh tidak baik. Hari ini mata bajaknya pecah lagi. Ia lalu memikirkan bahwa semua kesulitan yang dialaminya disebabkan oleh batu besar ini. Lalu ia memutuskan untuk melakukan sesuatu pada batu itu.

Lalu ia mengambil linggis dan mulai menggali lubang di bawah batu. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa batu itu hanya setebal sekitar 6 inchi saja. Sebenarnya batu itu bisa dengan mudah dipecahkan dengan palu biasa. Kemudian ia lalu menghancurkan batu itu sambil tersenyum gembira. Ia teringat bahwa semua kesulitan yang di alaminya selama bertahun-tahun oleh batu itu ternyata bisa diatasinya dengan mudah dan cepat.

Renungan :

Kita sering ditakuti oleh bayangan seolah permasalahan yang kita hadapi tampak besar, padahal ketika kita mau melakukan sesuatu, persoalan itu mudah sekali diatasi. Maka, atasi persoalan anda sekarang. Karena belum tentu sebesar yang anda takutkan, dan belum tentu sesulit yang anda bayangkan.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) disajikan menurut atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku mencerminkan nilai PDRB yang dipengaruhi oleh kenaikan harga dan produksi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan hanya dipengaruhi oleh kenaikan produksi. PDRB atas dasar harga konstan menggunakan tahun dasar 2000. Perkembangan PDRB Kabupaten Purwakarta periode tahun 2000-2007 terdapat penyempurnaan angka di beberapa sub sektor.
Perkembangan perekonomian Kabupaten Purwakarta pada tahun 2007 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, dengan struktur yang tidak mengalami banyak perubahan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau total nilai tambah bruto (NTB) yang dihitung atas dasar harga berlaku di Kabupaten Purwakarta mencapai Rp. 11,27 trilyun, atau mengalami peningkatan sebesar 16,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp. 9,69 trilyun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 mengalami peningkatan sebesar 3,90 persen, yaitu dari Rp. 5,96 trilyun tahun 2006 naik menjadi Rp. 6,19 trilyun pada tahun 2007.
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator makro yang sering digunakan sebagai salah satu alat strategi kebijakan bidang ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi salah satu indikator yang sangat penting untuk selalu dievaluasi.
Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kabupaten Purwakarta diukur berdasarkan perkembangan PDRB atas dasar harga konstan 2000. Meningkatnya PDRB atas dasar harga konstan menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang bergerak naik. Secara umum, pada tahun 2007 perekonomian Kabupaten Purwakarta mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,90 persen.
Pertumbuhan tersebut didukung oleh pertumbuhan positif semua sektor. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor industri yang mampu tumbuh sebesar 7,67 persen, selanjutnya diikuti oleh sektor Jasa dengan pertumbuhan 1,81 persen.
Distribusi persentase PDRB secara sektoral menunjukkan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut di dalam perkembangan ekonomi suatu daerah. Disamping itu, distribusi persentase dapat memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor dalam pembentukan PDRB, sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi pemicu pertumbuhan (sektor andalan) di wilayah yang bersangkutan.
Sampai dengan tahun 2007 sektor industri pengolahan di Kabupaten Purwakarta mendominasi perekonomian dengan kontribusi yang diberikan lebih dari 40 persen yakni 46,90 persen. Pada tahun 2004, 2005 dan Tahun 2006 menjadi 45,07 persen, 45,33 persen dan 46,56 persen.
PDRB perkapita merupakan indikator yang menunjukkan rata-rata nilai tambah bruto yang diciptakan oleh setiap penduduk selama satu tahun pada daerah/wilayah tertentu. Nilai indikator ini belum secara langsung menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat karena masih ada indikator lain yang mempengaruhinya yaitu perkembangan jumlah penduduk.
Selama periode tahun 2000-2007 PDRB perkapita Kabupaten Purwakarta terus mengalami peningkatan. PDRB perkapita Kabupaten Purwakarta atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 13.981.786,-. Nilai ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2006 yang hanya mencapai Rp. 12.284.856,-. Kenaikan ini mencapai lebih dari 13 persen. Terjadinya kenaikan ini tidak secara otomatis menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Purwakarta, melainkan juga diakibatkan masih terkandung faktor inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat di Kabupaten Purwakarta. Sementara itu PDRB perkapita atas dasar harga konstan naik dari Rp. 7.419.994,- pada tahun 2005 menjadi Rp. 7.554.133,- pada tahun 2006 kemudian pada tahun 2007 menjadi Rp. 7.686.737,-.

Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Provinsi
Atas dasar harga berlaku
Dengan migas
Tanpa migas
Dengan migas
Tanpa migas
00. Indonesia na na na na
11. NAD 12,679.00 7,752.00 8,384.00 5,305.00
12. Sumatera Utara 10,995.00 10,910.00 7,060.00 7,007.00
13. Sumatera Barat 9,784.00 9,784.00 6,386.00 6,386.00
14. Riau 30,356.00 17,264.00 17,314.00 7,318.00
15. Jambi 8,531.00 6,982.00 4,788.00 4,197.00
16. Sumatera Selatan 12,021.00 7,774.00 7,318.00 5,355.00
17. Bengkulu 6,460.00 6,460.00 4,027.00 4,027.00
18. Lampung 5,598.00 5,461.00 4,121.00 4,042.00
19. Kep. Bangka Belitung 12,830.00 12,234.00 7,883.00 7,578.00
20. Kepulauan Riau 32,149.00 29,348.00 23,831.00 22,418.00
31. DKI Jakarta na na na na
32. Jawa Barat 9,941.00 9,465.00 6,308.00 6,080.00
33. Jawa Tengah 7,331.00 6,293.00 4,473.00 4,177.00
34. DI Yogyakarta 7,551.00 7,551.00 5,066.00 5,066.00
35. Jawa Timur 11,114.00 11,090.00 7,064.00 7,046.00
36. Banten 9,372.00 9,372.00 6,436.00 6,436.00
51. Bali 10,033.00 10,033.00 6,228.00 6,228.00
52. Nusa Tenggara Barat 6,151.00 6,151.00 3,639.00 3,639.00
53. Nusa Tenggara Timur 3,427.00 3,427.00 2,286.00 2,286.00
61. Kalimantan Barat 8,327.00 8,327.00 5,787.00 5,787.00
62. Kalimantan Tengah 10,976.00 10,976.00 7,290.00 7,290.00
63. Kalimantan Selatan 8,859.00 8,664.00 6,568.00 6,402.00
64. Kalimantan Timur 61,407.00 23,253.00 32,852.00 14,700.00
71. Sulawesi Utara 8,369.00 8,360.00 5,987.00 5,978.00
72. Sulawesi Tengah 7,447.00 7,447.00 5,111.00 5,111.00
73. Sulawesi Selatan 6,930.00 6,913.00 4,850.00 4,839.00
74. Sulawesi Tenggara 6,613.00 6,613.00 4,089.00 4,089.00
75. Gorontalo 3,673.00 3,673.00 2,196.00 2,196.00
76. Sulawesi Barat 4,562.00 4,562.00 3,219.00 3,219.00
81. Maluku 3,652.00 3,637.00 2,604.00 2,592.00
82. Maluku Utara 2,919.00 2,919.00 2,530.00 2,530.00
91. Irian Jaya Barat 12,287.00 8,425.00 8,246.00 6,085.00
92. Papua 23,269.00 23,269.00 11,858.00 11,858.00   

Yahudi itu Pintar...... Benarkah....?

Bangsa Yahudi adalah salah satu bangsa yang menguasai dunia karena kecerdasan dan kelicikannya baik dari segi sains, bisnis, maupun teknologi. Allah Ta’ala memang telah menganugrahkan kepada bangsa Yahudi suatu kelebihan berupa otak yang cemerlang. Dan sungguh sangat menarik mengetahui kenapa orang Yahudi begitu pintar dan mempunyai kelebihan dibanding bangsa-bangsa lain di atas dunia ini. Tentu saja dalam hal ini hanyalah sebatas kelebihan dalam hal urusan keduniawian. Berikut ini sebuah artikel yang akan memaparkan sedikit sebab dari fenomena kelebihan mereka.

Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, “Mengapa Yahudi Pintar?”


Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?
Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk kita semua ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.

Di Israel, ketika seorang ibu mengetahui bahwa dirinya sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama-sama. Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.

Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anakmu?”
Dia menjawab, “Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius.” Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikuti terus perkembangannya. Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.

Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.

Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak. Sedangkan kepala ikan mengandung kimia yang tidak baik dan dapat merusak perkembangan juga penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang-orang Yahudi ketika mengandung. Hal ini menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung, dan ia rutin mengonsumsi pil minyak ikan. “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan, saya perhatikan mereka gemar sekali memakan ikan” Begitu kata Stephen menceritakan hasil pengamatannya ketika diundang untuk makan malam bersama orang-orang Yahudi.

Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang adalah harus, terutama kacang badam. Uniknya, mereka akan makan buah-buahan dulu sebelum hidangan utama. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk. Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

Di Israel, merokok adalah hal yang tabu. Bila pembaca sekalian diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali-kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh kita keluar dari rumah mereka. Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak (bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan. Makanan awal adalah buah-buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan.Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar. Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.

Lalu di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!” katanya. Setiap pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi, olah raga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari. Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.

Kemudian di sekolah tinggi (menengah) murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius. Apa lagi jika yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi. Satu lagi yang di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. “Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun di universitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya.” Kata Stephen.

Kesimpulannya, pada teori Stephen yaitu: melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?

Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina? Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 hingga saat ini memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza. Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak.

Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, seusai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran. Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. “Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?” demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi. Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur’an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka. Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid. Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya. Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal. Benarkah merokok dapat melahirkan generasi “Goblok!”

Kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini. “Lihat saja Indonesia,” katanya seperti dalam tulisan itu. “Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asap rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!! Hasilnya? Dengan penduduknya yang berjumlah jutaan orang berapa banyak yang melanjutkan ke universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Apakah ini bukan akibat merokok?” sambung Stephen.

Kesimpulan yang bisa kita ambil dari artikel ini diantaranya:

* Jika ada buah, dahulukan makan buah sebelum makan makanan berat. Karena hal ini sesuai dengan sunnah (cara makan Rasulullah SAW).

* Memanah, berkuda, dan berenang adalah olahraga yang paling dianjurkan oleh Rasulullah SAW kepada ummatnya.

* Untuk ibu yang sedang mengandung, sangat dianjurkan untuk sering membaca atau mendengarkan Al-Qur’an.

Negeri Kaya Tambang Miskin Batubara

Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek sebagaimana dipetik Kompas (5/2/2010) menceritakan keluh kesahnya tentang ironi pemanfaatan sumber daya alam (SDA) propinsi tersebut dalam Rapat Dengar Pendapat Badan Anggaran DPR (4/2/2010). Ia mencontohkan, bagaimana sebuah perusahaan tambang batubara di propinsi tersebut setiap tahunnya dapat menghasilkan batubara sebanyak 45 juta ton, tetapi pemasaran hasilnya hanya 5% untuk kebutuhan dalam negeri sedangkan 95% ditujukan untuk ekspor.

Selama ini, daerah-daerah penghasil batubara seperti Kalimanan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan justru mendapatkan pasokan batubara yang sangat minim. Propinsi Kalimantan Selatan misalnya hampir setiap hari mengalami pemadaman listrik. Padahal 25% cadangan batubara nasional ada di propinsi ini.
Eksploitasi batubara di Indonesia khususnya di Kalimatan Timur dan Kalimantan Selatan dilakukan secara “gila-gilaan”. Betapa tidak, kerakusan perusahaan tambang bahkan sampai memasuki kawasan Taman Hutan Rakyat Bukit Soeharto yang dikelola Universitas Mularwarman Samarinda untuk keperluan pendidikan dan penelitian. Hutan seluas 40 kali lapangan sepabola tersebut atau sekitar 20.271 hektar sedang dalam proses penghancuran. ”Kami tidak mampu menghentikan kerakusan ini. Kewenangan kami cuma memakai hutan ini untuk kepentingan pendidikan dan penelitian, tidak lain dari itu,” kata Direktur Pusat Penelitian Hutan Tropis Universitas Mulawarman (PPHT Unmul) Chandradewana Boer.

Begitu pula Kalimantan Selatan, propinsi yang memiliki hamparan Pegunungan Meratus yang berisi batubara dengan jumlahnya tak terkira sedang “diperkosa” habis-habisan oleh perusahaan tambang batubara. Pegunungan Meratus yang luasnya mencapai 1,6 juta hektar mencakup sembilan dari 13 kabupaten/kota di propinsi ini, sedangkan hutan alam yang masih bertahan kurang dari 500.000 hektar. Dari sembilan kabupaten tersebut tujuh di antaranya sudah mengeluarkan ratusan izin pertambangan batubara dan bijih besi. Akibatnya daerah pegunungan Meratus pun mengalami kerusakan amat parah. Hutan menjadi gundul dengan danau-danau hitam ataupun kubangan-kubangan raksasa dengan diameter mencapai ratusan meter.

Negeri Kaya yang Membuang Sumber Energi
Berdasarkan data Coal Statistics, batubara merupakan primadona sumber energi dunia. Batubara menyediakan 26,5% sumber energi primer. Batubara juga menghidupkan 41,5% pembangkit listrik di seluruh dunia. Ini artinya keberadaan batubara sanga vital. Namun sangat disayangkan pemanfaatan batubara untuk kepentingan nasional dan lokal sangat dianaktirikan, sedangkan yang tersisa adalah kerusakan lingkungan dan bencana alam.

Estimasi 2008 World Coal Institute, Indonesia menempati posisi ke enam sebagai produsen batubara dunia dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton, peringkat pertama ditempati China dengan jumlah produksi 2.761 juta ton, disusul AS 1007 juta ton, dan India 490 juta ton, Australia 325 juta ton, Rusia 247 juta ton. Ekspotir batubara terbesar dunia ditempati Australia 252 juta ton, Indonesia peringkat kedua dengan jumlah ekspor 203 juta ton. Sedangkan China sebagai produsen batubara terbesar dunia, hanya menempati peringkat ke tujuh sebagai eksportir dengan jumlah 47 juta ton.

Data ini memiliki arti relevansi kuat terhadap kerusakan lingkungan, eksploitasi, dan minimnya pemanfaatan batubara untuk kepentingan rakyat Indonesia. Meskipun hasil batubara cukup besar setiap tahunnya namun lebih banyak ditujukan untuk pasar ekspor. Hal ini terlihat dari 246 juta ton produksi batubara, 82,52% disediakan untuk pasar ekspor sisanya baru digunakan untuk kebutuhan dalam negeri. Karena itu pasokan batubara untuk pembangkit listrik cukup minim. Perusahaan tambang hanya melihat di mana harga batubara yang paling menarik di situlah mereka akan memasarkan batubaranya.

Berbeda dengan Indonesia, China sebagai produsen batubara terbesar dunia yang jumlah produksinya lebih dari 11 kali produksi batubara Indonesia mengalokasikan 98,3% batubaranya untuk kepentingan dalam negeri dan hanya 1,7% yang diekspor.

Dari perbandingan pola pemanfaatan batubara tersebut, terdapat kesenjangan yang cukup jauh antara Indonesia dengan China. Hasilnya, perekonomian China jauh melejit meninggalkan Indonesia. Bahkan dalam konteks ACFTA (perdagangan bebas ASEAN dengan China) yang dimulai awal tahun ini, China menjadi ancaman berat bagi perekonomian Indonesia di tengah masalah kelistrikan yang masih membelilit negeri kita. Sementara setiap tahunnya Indonesia terus “membuang” salah satu sumber energinya ini ke luar negeri.

Akar Masalah
Inilah masalah utama negara kita yang tidak memiliki “visi” bagaimana memanfaatkan sumber daya alam batubara untuk kepentingan rakyat. Negara justru menjadi alat Kapitalisme untuk menghisap dan mengeksploitasi kekayaan nasional tersebut.
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2008 merupakan salah satu contoh negara telah menjadi alat hisap Kapitalisme. Dalam PP ini, negara memberikan kesempatan luas kepada perusahaan-perusahaan tambang untuk melakukan kegiatan tambang di kawasan hutan lindung. Akibatnya perusahaan tambang batubara memiliki kesempatan luas dan legal untuk melakukan kegiatan pertambangan walaupun di kawasan hutan lindung. Dan faktanya kawasan hutan lindung di Indonesia khususnya daratan Kalimantan menyimpan kekayaan barang tambang yang sangat melimpah.

Selain problem pemerintahan yang tidak memiliki visi untuk rakyat (laisses faire-pro Kapitalis), negara kita juga melakukan kesalahan fatal dengan menjadikan sumber daya alam yang melimpah dan strategis sebagai kepemilikan yang dapat dikuasai oleh swasta dan asing. Akibatnya apakah eksploitasi batubara untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor, hasilnya tidak jatuh ke tangan rakyat tetapi jatuh ke tangan swasta dan asing.

Visi Syariah
Dari perspektif Syariah, tambang batubara dalam jumlah besar merupakan milik rakyat. Dalam hadist riwayat Abu Daud, disebutkan “Kaum muslimin berserikat dalam tiga barang, yaitu air, padang rumput, dan api.” Yang dimaksud dengan api adalah sumber daya energi. Batubara termasuk sumber daya energi. Karena itu tambang batubara yang cukup besar sudah seharusnya menjadi milik bersama, yakni milik rakyat.

Larangan menguasai barang tambang yang melimpah bagi individu dipertegas oleh hadis Nabi SAW yang lain. Imam At-Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Abyadh bin Hamal, bahwa ia telah meminta kepada Rasulullah saw untuk dibolehkan mengelola sebuah tambang garam. Lalu Rasulullah saw memberikannya. Setelah ia pergi, ada seorang laki-laki dari majelis tersebut bertanya:
“Wahai Rasulullah, tahukah engkau, apa yang engkau berikan kepadanya? Sesungguhnya engkau telah memberikan sesuatu bagaikan air yang mengalir.” Rasulullah saw kemudian menarik kembali tambang tersebut darinya. (HR. At-Tirmidzi).

Berdasarkan aturan Syariah tentang barang tambang tersebut, maka tambang batubara yang cukup besar (termasuk tambang minyak dan gas bumi, bijih besi, alumunium, nikel, uranium, dan lain-lainnya) merupakan milik bersama (milik umum) sehingga tidak boleh dimiliki atau dikuasai oleh individu (swasta) dan asing. Makna milik umum juga membatasi bahwa kepemilikannya tidak di tangan pemerintah/negara tetapi di tangan rakyat. Hanya saja, negara berkewajiban mengelolakan harta milik umum untuk dimanfaatkan bagi kepentingan rakyat sesuai Syariah Islam.

Dengan menyerahkan pemilikan atau penguasaan batubara ke tangan swasta dan asing yang dilakukan secara legal maupun ilegal, maka negara telah melakukan kemunkaran karena kebijakan tersebut bertentangan dengan hukum Allah. Hal ini diperparah dengan tidak adanya visi dan political will pemerintah untuk menjaga kemaslahatan rakyat termasuk di dalamnya kemandirian energi dan ekonomi. Padahal fungsi negara di dalam Islam adalah ri’ayah su’unil ummah (melayani rakyat) bukan melayani pasar (baca: investor) dan bukan juga melayani penguasa.

“Seorang imam (khalifah) adalah pemelihara dan pengatur urusan (rakyat), dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap rakyatnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Terbaliknya fungsi negara saat ini telah menimbulkan kerusakan lingkungan dan sia-sianya kekayaan batubara bagi rakyat. Liberalisasi ekonomi dengan memindahkan penguasaan dan pemanfaatan tambang batubara ke tangan perusahaan tambang serta membatasi peran negara hanya sebagai alat untuk melegalisasi kerakusan demi kerakusan pemilik modal adalah sebab utama hilangnya fungsi negara.

Di sinilah pengelola negara telah melakukan kecurangan dan selalu menyulitkan kehidupan rakyatnya. Tidak sedikit izin pertambangan yang mereka berikan berujung pada perburuan rente atau untuk memperkaya diri sendiri.

“Seseorang yang memimpin kaum muslimin dan dia mati, sedangkan dia menipu mereka (umat) maka Allah akan mengharamkan ia masuk ke dalam surga.” (HR Bukhari dan Muslim).

tabel


INI ADALAH
CONTOH TABEL YANG SUDAH JADI


A


B

C

D

1

C1

D1

2

C2

D2

3

C3

D3

Jumlah

C123

D123

Total

CD123

Orang-Orang Yang Tak Nampak

Kehidupan yang kita jalani ini dapat diibaratkan seperti permainan jigsaw puzzle: untuk dapat menyelesaikan gambaran besar diperlukan gabungan potongan-potongan gambar kecil yang saling melengkapi.

Adalah manusiawi sekali di tengah-tengah rutinitas kehidupan sehari-hari, sebagian besar dari kita pastilah tidak pernah berpikir tentang orang-orang tak nampak yang merupakan potongan-potongan gambar yang membentuk kehidupan kita.

Pernahkah terlintas di dalam pikiran kita dari mana asal beras yang kita tanak menjadi nasi? Pernahkah terpikir dari mana asal kemeja yang kita kenakan? Dari mana asal sepatu, sandal, sabun, lauk pauk dan sebagainya itu? Mungkin dengan mudah sebagian dari kita menjawab itu semua berasal dari uang yang kita belanjakan di supermarket dekat rumah.

Tetapi jika mau jujur, jika kita coba menelusuri semua itu kembali ke asalnya, akan kita temukan betapa panjangnya daftar orang-orang tak nampak yang ikut berperan dalam mewujudkan semua itu.

Seperti beras dari sawah yang dikelola petani, petani mengolah sawah dengan bantuan sapi pembajak dan pupuk dari pabrik, dan pabrik berjalan atas kerjasama para karyawannya. Atau seperti kemeja yang berasal dari kain yang dipintal dari benang yang diolah dari kapas yang ditanam petani dan tanah pertiwi menyediakan dirinya sebagai tempat tumbuh kembang untuknya.

Gambaran kehidupan kita terbentuk dari potongan-potongan kecil yang seringkali kita anggap remeh, hingga ia seolah-olah tak nampak ada dan kita berbesar kepala mengangkat dagu tinggi-tinggi karenanya.

Tanpa potongan-potongan kecil itu, tanpa orang-orang tak nampak itu, tak kan ada gambaran kehidupan ini: kita bukan siapa-siapa tanpa mereka.

Karena Dia peduli

Karena Dia peduli
maka tak satu pun perkataanmu yang akan sia-sia
setiap kata-kata baik yang kau lantunkan
membuat hati-Nya bersuka
setiap kata-kata kotor yang kau ucapkan
membuat hati-Nya berduka

Karena Dia peduli
maka tak satu pun perbuatanmu yang akan sia-sia
setiap tindak baik yang kau lakukan
membuat nama-Nya teragungkan
setiap tidak buruk yang kau perbuatkan
membuat nama-Nya tercemarkan

Karena Dia peduli
maka tak satu pun pemikiranmu yang akan sia-sia
setiap khayal baik yang kau imajinasikan
membuat hati-Nya bersyukur
setiap khayal kotor yang kau lamunkan
membuat hati-Nya berdarah

Karena Dia peduli
engkau tak akan luput dari mata-Nya
engkau tak akan luput dari pendengaran-Nya
engkau tak akan luput dari pengendusan-Nya

Karena Dia peduli
maka namamu ada di dalam catatan-Nya
antara Kitab Kehidupan dan Kitab Kematian

Karena Dia peduli
maka Dia tidak hanya menghargai yang taat dan setia
tetapi juga meluapkan amarah dan penghukuman

Dan setiap kita
dengan doa atau dosa
tidak akan luput dari pada-Nya
Ya, karena ...
Dia peduli

Prestasi Kerja Ditentukan Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional (EQ), kian hari kian penting dirasakan. Baik itu dalam dunia kerja, maupun dalam hubungan-hubungan pribadi dan formal setiap insan. Bila Anda masih ragu-ragu apakah Anda memiliki EQ dalam diri Anda, telitilah apakah Anda memiliki 7 unsur yang ditemukan Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence:
  1. Keyakinan Perasaan kendali dan penguasaan seseorang terhadap tubuh, perilaku, dan dunia. Seperti perasaan seorang anak yang menyadari bahwa ia cenderung berhasil ketimbang tidak dalam apa yang dikerjakannya, dan bahwa orang orang-orang dewasa akan bersedia menolong.
  2. Rasa ingin tahu Perasaan bahwa menyelidiki segala sesuatu itu bersifat positif dan menimbulkan kesenangan.
  3. Niat Hasrat dan kemampuan untuk berhasil, dan untuk bertindak berdasarkan niat itu dengan tekun. Ini berkaitan dengan perasaan terampil dan perasaan efektif.
  4. Kendali diri Kemampuan untuk menyesuaikan diri dan mengendalikan tindakan dengan pola yang selaras dengan usia.
  5. Keterkaitan Kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain berdasarkan pada perasaan saling memahami.
  6. Kecakapan berkomunikasi Keyakinan dan kemampuan verbal untuk bertukar gagasan, perasaan, dan konsep dengan orang lain. Ini ada kaitannya dengan rasa percaya pada orang lain dan kenikmatan terlibat dengan orang lain, termasuk orang dewasa.
  7. Koperatif Kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhannya sendiri dengan kebutuhan orang lain dalam kegiatan kelompok.

BEKERJA BAGAI ITIK BERENANG DI TELAGA

Bekerjalah sebagaimana itik berenang di telaga. Ia melaju dengan tenang dan cantiknya, tanpa membuat permukaan air menjadi berkecipak dan berisik. Ia pun tak perlu membuat sekujur tubuhnya basah kuyup atau merusakkan bulu-bulunya. Bahkan, berenangnya itik itu sendiri selalu menambah keindahan pandangan seluruh telaga. Namun, tahukah kita bahwa di dalam air sepasang kakinya bekerja keras mengayuh-ayuh. Dan, itu tak tampak oleh mata yang memandangnya.


Kita dapat bekerja dengan keras dan gigih. Dan untuk itu, kita memang tak perlu menyembunyikan luruhan keringat dan tarikan nafas panjang kelelahan, namun kita dapat mengubahnya sebagai sebuah kesukacitaan. Itu hanya tercapai bila kita meletakkan sumbangsih kerja kita dalam bingkai indah tentang peraihan hidup. Karena kerja adalah bagian dari hidup, maka jangan biarkan kerja jadi noda tinta dalam lukisan tentang kehidupan kita. 

Berhentilah menyalahkan orang lain


Oleh ribuan anak muda yang baru memasuki gerbang kerja, juga manajer muda yang frustrasi di dunia kerja, kerap bertanya pada saya: aspek apa dari dunia kerja yang paling sulit dihadapi? Terus terang, bekerja apapun dan dimanapun, serta bermodalkan pendidikan manapun sebenarnya mudah, asal tekun belajar dan bertanya. Yang sering bikin semuanya jadi rumit, adalah interaksi antarmanusia. Jangankan manusia yang baru memasuki gerbang kerja, mereka yang sudah berumur senja di tempat kerja sekalipun sering dibuat pusing oleh interaksi terakhir.

Meminjam pengandaian seorang penulis, ada perbedaan antara menendang bola dan menendang kucing. Sebelum menendang bola, kita bisa ramalkan kemana bola akan bergerak setelah ditendang. Akan tetapi, sebelum menendang kucing, kita tidak tahu apakah kucingnya akan menangis, lari, melompat, mati atau alternatif lainnya. Nah, meramalkan respons orang lain sebelum kitajavascript:void(0) bertindak, jauh lebih rumit dibandingkan dengan meramalkan respons kucing. Sebab, kucing tidak mengenal politik, pura-pura, balas dendam dan serangkaian hal rumit lainnya. Namun, ini juga yang menyebabkan disiplin mengelola manusia menjadi penuh sentuhan seni dan kepekaan. Sebagian kecil memang bisa diungkapkan melaui kata-kata. Cuman, sebagian besar ia bersifat tidak terungkapkan dan hanya bisa dirasakan.

Saya tidak antisekolah atau anti pelatihan, namun hal-hal yang bersifat tidak terungkapkan terakhir, lebih banyak bisa dimengerti kalau kita mengalaminya sendiri di lapangan. Diisukan negatif oleh orang lain, tidak cocok, mau didongkel dari kursi, dipermalukan di depan umum, diomongkan negatif di belakang kita, hanyalah serangkaian hal yang mesti dialami sendiri di lapangan. Untuk kemudian, mendapatkan pengertian yang dalam tentang dinamika interaksi antarmanusia di dunia kerja. Saya meragukan, kalau ada orang yang memperoleh pengertian terakhir, tanpa pernah dihempas gelombang-gelombang godaan tadi. Setelah belajar dari tumpukan ribuan kebodohan dan kegagalan masa lalu, saya menemukan sebuah kearifan berguna. Dalam setiap persoalan manusia, saya belajar untuk mengurangi mencari siapa yang salah. Dan memusatkan perhatian untuk memecahkan persoalan.

Amat mirip dengan cara terakhir, Ken Cloke dan Joan Goldsmith dalam Resolving Conflict At Work, pernah menulis: ‘Define the problem as a person and you are in trouble. Define the problem as difficult behavior, you can do something about it’. Dengan kata lain, jika Anda menempatkan masalahnya pada orang, dan kemudian mengambil tindakan (apa lagi ilegal) maka masalah akan diganti dengan masalah yang lebih besar. Namun, bila pemecahan dikonsentrasikan pada perilaku yang sulit, kemudian kita bisa mencarikan jalan keluar yang lebih produktif. Nah, bila saja banyak orang mau belajar berhenti untuk menyalahkan orang lain, dan memusatkan perhatian pada pemecahan persoalan, dunia kerja bukanlah sesuatu yang menakutkan. Ia adalah tempat ‘meditasi’ yang kerap menghadirkan kedamaian. Persoalannya, untuk bisa berhenti dari kebiasaan buruk tadi, disamping kadang kurang didukung lingkungan, juga sering dihadapkan oleh dorongan-dorongan dari dalam diri yang juga tidak mudah. Emosi, ego, harga diri, gengsi, ketidaksabaran hanyalah sebagian kecil dari dorongan-dorongan tadi. Siapapun orangnya – dari penjahat sampai dengan pendeta – memiliki dorongan terakhir dengan kadar yang berbeda-beda. Namun, siapapun juga orangnya, ia membutuhkan deep meditation untuk mengelola dorongan-dorongan tadi.

Apa yang saya sebut dengan deep meditation sebenarnya amatlah mudah. Ketika lapar, makanlah secukupnya. Tatkala haus, minumlah semampunya. Manakala mata mengantuk, tidurlah secukupnya. Dengan kata lain, hidup kita dengan seluruh kesehariannya sebenarnya sebuah meditasi panjang. Bila kita melakukan meditasi panjang ini dengan penuh ketekunan, kita yang menjadi pengelola tubuh dan jiwa ini. Bukan sebaliknya, kita dikelola oleh tubuh ini.

Lebih-lebih bagi mereka yang kebanyakan pekerjaannya adalah merubah orang lain. Atau memiliki tugas mulia memasyarakatkan nilai-nilai luhur. Sulit membayangkan, tugas-tugas terakhir bisa diselesaikan secara berhasil tanpa melalui deep mediation. Ini juga sebabnya, kenapa bertemu orang-orang tertentu kita mudah segan, hormat, respek, dan perasaan sejenis.

Di suatu waktu, seorang rekan yang sudah puluhan tahun berpengalaman mengelola ribuan manusia bertutur penuh keprihatinan. Mengurus manusia-manusia sulit – demikian menurut rekan tadi – adalah pekerjaan yang tidak pernah selesai. Tahun ini ada sekian manusia sulit diselesaikan secara baik-baik, tahun berikutnya pasti – sekali lagi pasti – ada manusia lain yang menjelma menjadi manusia sulit. Mirip dengan pekerjaan rumah (PR) di sekolah, ia akan selalu datang secara bergantian dan bergiliran.

Benang merah yang bisa ditarik dari kisah ini, memecahkan masalah manusia dengan memindahkan, memecat dan sejenis memang boleh-boleh saja dilakukan kadang-kadang. Akan tetapi, organisasi manapun yang dipimpin oleh manusia dengan hobi menyalahkan orang lain, disamping tidak bisa memecahkan persoalan jangka panjang, juga gagal membangun hubungan industrial yang kuat.

Nah, satu spirit dengan pendekatan deep meditation, pekerjaan interaksi antarmanusia akan menjadi lebih mudah, bila kita mulai berhenti menyalahkan orang lain.

Tips Mensikapi Kritik

Tak ada orang yang senang menerima kritik. Bagaimana pun hebatnya seseorang, ia pasti tak akan kebal dari kritik. Pertama, karena tak ada manusia yang sempurna dan luput dari kesalahan. Kedua, banyak orang yang senang mengkritik, meskipun mereka tahu dikritik itu tidak enak. Memang tidak semua kritik itu benar. Namun, bagaimana anda mensikapi kritik sebenarnya dapat mendorong perbaikan
bagi kepribadian anda. 
  1. Tahan diri anda dari amarah. Marah adalah signal alami yang mengatakan bahwa anda sedang dikritik. Yakinlah setiap orang memang berhak mengutarakan pendapatnya. Biarpun wajah anda merah padam, usahakan agar tidak marah. Bila anda tidak lulus di langkah ini, maka langkah-langkah berikutnya hampir mustahil berguna bagi anda.
  2. Terimalah kritik dengan sikap terbuka. Mungkin kritik itu salah, namun pengkritik menganggapnya berbeda. Bersikaplah terbuka, bila perlu ubahlah pandangan si pengkritik. Pahami keberatannya sehingga anda dapat menanggapinya secara tepat.
  3. Jangan masukkan kritik ke dalam hati. Meski anda bersikap terbuka, bukan berarti anda selalu memasukkan kritik ke dalam hati dan menjadikannya sebagai urusan pribadi. Hal ini sama saja dengan menyiksa diri anda sendiri. Mungkin kritik ditujukan pada usaha, produk, staff anda, bukan pribadi anda. Ingatlah anda perlu menjaga hubungan jangka panjang. Bila kritik ditujukan secara tidak proporsional, amati saja ketidakmampuan pengkritik menyampaikan kritiknya. 
  4. Mintalah keterangan lebih spesifik. Pahami bahwa mungkin kritik itu benar. Jadi cobalah untuk memahami dan meminta keterangan yang lebih spesifik mengenai apa yang dikritik tersebut. Ini bermanfaat bagi anda dan pengkritik agar dapat melihat situasi yang sebenarnya.
  5. Jangan balas kritik dengan kritik. Tugas anda adalah mensikapi kritik agar anda dapat meraih lebih banyak perbaikan dan keuntungan dari kritik itu. Membalas kritik dengan kritik sama dengan menyulut perdebatan yang tidak perlu. Anda takkan bisa memadamkan api dengan api. Akhirnya yang terjadi hanya abu hangus saja.
  6. Tanyailah diri sendiri perbaikan apa yang bisa anda lakukan. Dengan demikian anda mampu melihat kritik sebagai perbaikan bagi diri sendiri, sekaligus mendapatkan keuntungan darinya. Lebih banyak perbaikan produk ditemukan kritik daripada pujian dari konsumen anda.
  7. Mintalah pendapat dari orang lain. Bila anda tidak yakin dengan sebuah kritik, mintalah pendapat dari orang lain yang benar-benar tulus. Pendapat mereka dapat membantu anda menemukan bagian mana dari kritik itu yang benar atau keliru.
  8. Biasakan diri anda dengan kritik. Membiasakan diri berarti mensikapinya dengan tenang dan positif. Jangan ragu untuk mengucapkan terima kasih atas kritiknya, meski tidak selamanya benar. Bagaimana pun perhatiannya patut dihargai. 





Cuaca Hari Ini

Click for Kota Banjarmasin, Indonesia Forecast
ayo berikan makanan pada hamster dengan mengarahkan kursor anda dan "klik" kursor mouse anda didalam kotak di atas.